1.1
Latar Belakang
Pada awalnya obesitas di
pandang sebagai tren atau gaya hidup sebagai tanda kesuksesan seseorang, dengan
memiliki badan yang gemuk menandakan seseorang hidup berkecukupan. Namun
sekarang obesitas telah menjadi masalah yang serius karena memicu timbulnya
komplikasi penyakit yang menyertainya. Masalah obesitas kini telah menjadi
perhatian khusus badan kesehatan dunia.
Kegemukan atau kelebihan
berat badan merupakan fonemena “gunung es”. Keadaan yang tampak di permukaan
hanya sedikit, sedangkan di dalamnya terkandung suatu masalah yang besar bagi
kesehatan. Kegemukan tidak hanya mengganggu penampilan seseorang, tetapi juga
menjadi pencetus munculnya sejumlah penyakit berbahaya.
Pertumbuhan dan perkembangan
jaringan lemak dimulai sejak bayi berumur lima bulan. Jumlah sel lemak
meningkat hinga bayi berumur satu tahun, diikuti dengan membesarnya sel-sel
lemak. Pembentukan sel lemak akan berhenti saat seseorang berumur dua puluh
tahun. Setelah itu, proses berlanjut pada pembesaran sel lemak tubuh. Dengan
melihat proses terjadinya kegemukan dan asupan makanan yang berlebihan pada
anak-anak merupakan tindakan yang kurang
baik saat anak tumbuh dewasa.
Seiring dengan meningkatnya
taraf kesejahteraan masyarakat, jumlah penderita kegemukan (overweight) dan
obesitas cenderung meningkat. Di indonesia, masalah kesehatan yang diakibatkan
oleh gizi lebih ini mulai muncul pada awal tahun 1990-an.
Peningkatan pendapatan
masyarakat pada kelompok sosial ekonomi tertentu., terutama di perkotaan,
menyebabkan adanya perubahan pola makan dan pola aktifitas yang mendukung
terjadinya peningkatan jumlah penderita kegemukan dan obesitas.
Kegemukan dan obesitas merupakan dua hal yang
berbeda. Namun,, keduanya sama-sama menunjukkan adanya penumpukan lemak yang
berlebihan di dalam tubuh, yang ditandai dengan peningkatan nilai indeks massa
tubuh diatas normal. Penderita obesitas mengalami penumpukan lemak yang lebih
banyak dibandingkan dengan penderita kegemukan untuk jangka waktu yan lama, dan
berisiko lebih tinggi untuk terkena beberapa penyakit degeneratif seperti
penyakit payah jantubg kongestif,hipertensi,diabetes melitus tipe 2 dan
sebagainya.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
1.
Apa
yang di maksud dengan obesitas ?
2.
Bagaimana
Epidemiologi
Obesitas itu ?
3.
Bagaimana
cara
patofisiologi obesitas ?
4.
Seperti apa Etiologi dari Obesitas itu ?
5.
Bagaimana proses terjadinya obesitas itu ?
6.
Bagaimana faktor resiko dari obesitas ?
7.
Seperti apa gejalah pada obesitas ?
8.
Komplikasi atau penyakit apa saja yang akan terjadi jika
mengalami obesitas ?
9.
Cara pencegahan obesitas atau kegemukan ?
1.3
Tujuan
Adapun Tujuan pembuatan makalah ini yaitu :
1.
Dapat Mengetahui
apa itu obesitas
(kegemukan)
2.
Dapat Mengetahui
bagaimana
epidemiologi,patofisiologi, dan etiologi dari obesitas.
3.
Dapat Mengetahui proses terjadinya obesitas.
4.
Dapat mengetahui faktor resiko dari obesitas yang dapat
menyerang tubuh.
5.
Dapat mengetahui gejalah-gejalah yang timbul pada
obesitas.
6.
Dan dapat mengetahui komplikasi apa saja yang akan
terjadi dengan penderita obesitas.
7.
Serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
cara pencegahan obesitas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi
Obesitas (kegemukan)
Obesitas atau kegemukan
didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi lemak tubuh sedikitnya 20% dari berat
rata-rata untuk usia, jenis kelamin dan tinggi badan. Prognisis umum untuk
peningkatan dam mempertahankan penurunan berat badan buruk. Namun keinginan
untuk pola hidup lebih sehat dan penurunan factor resiko sehubungan dengan
ancaman penyakit terhadap hidup memotivasi beberapa orang mengikuti diet dan
program penurunan berat badan.
Obesitas adalah sebagai
akumulasi lemak yang abnormal atau berlebihan yang berpeluang menimbulkan
beberpa risiko kesehatan pada individu. Obesitas adalah kondisi dimana lemak
tubuh menumpuk sehingga bias menimbulkan efek buruk pada kesehatan.

(Tabel 1.1)
2.2
Epidemiologi
Obesitas
A. Host
Host ialah semua factor
yang terdapat pada diri manusia Yng dapat mempengaruhi timbulnya serta
perjalanan penyakit. Dalam hal ini, yang berperan sebagai factor pejamu dalam
timbulnya serta perjalan penyakit obesitas yang timbul dipengaruhi oleh banyak
factor di dalamnya antara lain:
1. Faktor genetic
Obesitas
cenderung diturunkan,sehingga diduga memiliki penyebab genetic. Tetapi anggota
keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup,
yang bias mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan
factor gaya hidup dengan faktor
genetic. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa factor genetic memberikan
pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.
2. Umur
Obesitas
dapat terjadi pada seluruh golongan umur, baik pada anak-anak sampai pada orang
dewasa. Obesitas dapat terjadi ketika dalam tubuhnya terjadi ketidakseimbangan
antara konsusmsi kalori dan kebutuhan energy, dimana konsumsi kalori (energy
intake) terlalu banyak dinbandingkan dengan kebtutuhan atau pemakaian energy
(energy expenditure). Dalam hal ini asupan energy yang berlebihan tanpa
diimbangi aktivitas fisik rata-rata per hari yang seimbang maka akan
mempermudah terjadinya kegemukan atau obesitas pada seseorang.
3. Kurangnya
aktivitas fisik
Seseorang
yang sering berolahraga atau beraktivitas maka lemak dalam tubuhnya akan
dibakar sedangkan seseorang yang tidak melakukan aktivitas fisik akan semakin
banyak timbunan lemak dalam tubuhnya sehingga kemungkinan untuk menjadi
obesitas jauh lebih besar.
4. Kebiasaan
makan yang buruk
Kebiasaan
konsumsi fast food, minuman yang manis maupun makanan kemasan, memiliki
kecenderungan untuk memiliki berat berlebih karena makanan yang tinggi lemak
dan kalori tetapi memiliki nili gizi rendah.
5. Factor
perkembangan
Penambahan
ukuran ata jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) meyebabkan bertambahnya jumlah
lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi
gemuk pada mas kanak-kanak, bias memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyak
dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel lemak
tidak dapat dikurangi , karena itu penurunan berat badan hanya dilakukan dengan
cara mengurangi jumlah lemak dalam setiap sel.
B. Agent
Agent
merupakan suatu substansi atau elemen tertentu yang kehadiran atau
ketidakhadirannya dapat menimbulkan atau mempengaruhi perjalan suatu penyakit.
Adapun agent dalam penyakit obesitas adalah factor nutrisi yaitu kelebihan
kalori terutama kabohidrat dan lemak.
C. Lingkungan
Lingkungan yang
mempengaruhi munculnya penyakit obesitas yaitu :
1. Fisik
: ikim, musim-produksi makanan berlimpah
2. Ekonomi
: kemampuan daya beli cukup
3. Social
: keinginan orang tua memberi makan kepada anak melebihi kebutuhan nutrisi.
2.3
Patofisiologi
Obesitas
Secara
umum obesitas dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan kalori, yang diakibatkan
asupan energy yang jauh melebihi kebutuhan tubuh. Pada bayi (infant),
penumpukan lemak terjadi akibat pemberian makanan pendamping ASI yang terlalu
dini,terutama apabila makanan tersebut memiliki kandungan karbohidrat, lemak,
dan protein yang tinggi. Pada masa anak-anak dan dewasa, asupan energy
bergantung pada diet seseorang.
Obesitas
terjadi karena adanya kelebihan energy yang disimpan dalam bentuk jaringan
lemak. Gangguan keseimbangan energy ini dapat disebabkan oleh factor eksogen
(obesitas primer) sebagai akibat nutrsional (90% ) dan factor endogen (obesitas
sekunder) akibat adanya kelainan hormonal, sindrom atau defek genetic (meliputi
10%). Pengaturan keseimbangan energy diperankan oleh hipotalamus melalui 3 proses fisiologis, yaitu:
pengendalian rasa lapar dan kenyang, mempengaruhi laju pengeluaran energy,dan
regulasi sekresi hormon.
Proses
dalam pengaturan penyimpanan energy ini terjadi melalui sinyal-sinyal eferen
(yang berpusat di hipotalamus) setelah mendapatkan inyal aferen dari perifer
(jaringan adipose, usus dan jaringan otot). Sinyal-sinyal tersebut bersifat
anabolik (meningkatkan rasa lapar
serta menurunkan pengeluaran energi) dan dapat pula bersifat katabolik
(anoreksia, meningkatkan pengeluaran energi) dan dibagi menjadi 2 kategori
yaitu sinyal pendek dan sinyal panjang. Sinyal pendek mempengaruhi porsi makan dan waktu makan, serta berhubungan dengan
faktor distensi lambung dan peptida kolesistokinin (CCK) sebagai stimular dalam
peningkatan rasa lapar. Sinyal panjang diperankan oleh fat-derived hormon
leptin dan insulin yang mengatur penyimpanan dan keseimbangan energi.
Apabila asupan
energi melebihi dari yang dibutuhkan, maka jaringan adiposa meningkat disertai
dengan peningkatan kadar leptin dalam peredaran darah. Leptin kemudian
merangsang anorexigenic center di hipotalamus agar menurunkan produksi Neuro
peptide –Y(NPY), sehingga terjadi penurunan nafsu makan. Demikian pula
sebaliknya bila kebutuhan energi lebih besar dari asupan energi, maka jaringan
adiposa berkurang dan terjadi rangsangan pada orexigenic center di hipotalamus
yang menyebabkan peningkatan nafsu makan. Pada sebagian besar penderita
obesitas terjadi resistensi leptin, sehingga tingginya kadar leptin tidak
menyebabkan penurunan nafsu makan.
2.4
Etiologi Obesitas
Adapun
penyebab dasar faktor etiologi primer dari obesitas adalah konsumsi kalori yang
berlebihan dari energy yang dibutuhkan (mary coutney moore,1994). Kegemukan
disebabkan oleh ketidakimbangan kalori yang masuk dibanding yang keluar.Kalori
diperoleh dari makanan sedangkan pengeluarannya melalui aktivitas tubuh dan
olahraga. KaLaori terbanyak (60-70%)
dipakai oleh tubuh untuk kehidupan dasar seperti bernafas, jantung berdenyut
dan fungsi dasar sel. Besarnya kebutuhan kalori dasar ini ditentukan oleh
genetik atau keturunan. Namun aktifitas fisik dan olahraga dapat meningkatkan
jumlah pengguna kalori keseluruhan.
Jadi ketidak
imbangan kalori ini dapat ditentukan oleh faktor keturunan tapi dipicu oleh
pola hidup dan lingkungan. Kebiasaan hidup santai, malas bergerak , selalu
dibantu orang lain (pembantu/supir) atau alat
(remote/handphone/eskalator/kendaraan) dan makan berlebihan akan meningkatkan
asupan dan menurunkan luaran kalori.
2.5
Proses Terjadinya Obesitas
Kegemukan merupakan keadaan yang menunjukkan ketidak seimbangan antara tinggi
dan berat badan akibat kelebihan jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi
kelebihan berat badan yang melampaui ukuran ideal. Namun, pada dasarnya kegemukan terjadi akibat energy yang masuk ke dalam
tubuh selalu berlebih sehingga tertimbun dalam bentuk lemak atau sel adipose di
bagian bawah kulit. Peningkatan cadangan lemak
dalam tubuh dapat berupa penambahan jumlah sel-sel lemak, penambahan ukuran sel
lemak, atau kombinasi dari keduanya, kelebihan 1000 kkal energi /hari akan
menambah hampir 1 kg timbunan lemak per minggu. Dengan demikian, orang yang
makan berlebihan secara terus menerus akan mudah mengalami obesitas (kegemukan).
Pertumbuhan dan perkembangan jaringan lemak dimulai sejak bayi berumur
lima bulan. Jumlah sel lemak meningkat hinga bayi berumur satu tahun, diikuti
dengan membesarnya sel-sel lemak. Pembentukan sel lemak akan berhenti saat
seseorang berumur dua puluh tahun. Setelah itu, proses berlanjut pada
pembesaran sel lemak tubuh. Dengan melihat proses terjadinya kegemukan dan
asupan makanan yang berlebihan pada anak-anak
merupakan tindakan yang kurang baik saat anak tumbuh dewasa.
2.6
Faktor Resiko Obesitas
Faktor makanan ini merupakan yang terpenting untuk
terjadinya kegemukan baik sebagai penyebab tunggal maupun penyakit lainnya.
Ketidakseimbangan antara masukan kalori dan pemakaian dapat disebabkan banyak
faktor antara lain :
1. Aktifitas fisik
Pada umumnya seseorang yang gemuk kurang aktif daripada
seseorang dengan berat badan normal. Aktifitas fisik adalah pergerakan anggota
tubuh yang menyebabkan pengeluaran yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik dan mental serta memanfaatkan kualitas hidup agar tetap sehat
dan bugar sepanjang hari. Aktifitas fisik secara teratur yang dilakukan paling
sedikit 30 menit/hari. Jika lebih banyak waktu yang dipergunakan untuk
beraktifitas fisik, maka manffat yang diperoleh juga lebih banyak.
2. Meningkatkan konsumsi zat gizi (asupan makanan)
Terutama zat gizi makro yang menyebabkan kegemukan bila
dimakan secara berlebihan, zat gizi ini akan disimpan dalam bentuk lemak tubuh
dan akan meningkatkan berat badan secara keseluruhan. Adapun zat gizi makro
yang dapat mempengaruhi kenaikan berat badan jika dikonsumsi berlebihan antara
lain:
a. Karbohidrat
Karbohidrat memang merupakan peranan penting dalam alam
karena merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan yang harganya
relative murah. Semua karbohidrat berassal dari tumbuh-tumbuhan. Fungsi utama
karbohidrat adalah sumber energi pemberi rasa manis dari makanan, penghemat
protein, mengatur metabolisme lemak, membantu pngeluaran feses. Dalam diet
seimbang, dianjurkan 50-60% kebutuhan kalori berasal dari karbohidrat,kegunaan
utam energi . kegunaan lainnya sebagai energi cadangan, komponen struktur sel,
dan sumber serat.
b. Protein
Protein adalah molekul makro dan merupakan bagian
terbesar setelah air. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino
yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptide. Protein ini mempunyai funsi
khusus yang tidak tergantikan oleh zat lain, yaitu membangun serta memelihara
sel-sel dan jaringan tubuh. Kebutuhan protein remaja berkisar antara 44-59
gr/hari. Tergantung pada jenis kelamin dan umur. Protein juga menyuplai sekitar
12-14% asupan energi selama masa anak dan remaja.
c. Lemak
Lemak merupakan salah satu zat gizi makro yang berfunsi
sebagai sumber energi,lemak juga menghasilkan 9 kal/gr nya, sebagai pelumas
yaitu membantu pengeluaran sisa-sisa pencernaan dan metabolisme, memelihara
suhu tubuh dan pelindung organ-organ vital. Depkes RI menganjurkan untuk
mengkonsumsi lemak kurang dari 25% total energi /hari.
3.
10
makanan penyebab Obesitas
Berikut
ini merupakan 10 jenis makanan yang dapat membuat berat badan anda bertambah
secara mudah :
1.
Roti
Putih
Roti
putih merupakan salah satu makanan yang memiliki kandungan serat yang sangat
minim, sehingga tidak akan membuat kita merasa kenyang lebih lama. Setelah kita
menyantap roti putih, biasanya yang terjadi adalah gula darah melonjak dengan
cepat, dan dapat merasa lapar lagi.
Roti putih banyak ditemukan pada burger atau sndwich.
Selain tidak mengandung banyak nutrisi, roti putih justru ser.ing
dikombinasikan dengan gula atau pemanis sehingga dapat memicu kenaikan berat
badan dengan cepat. Saran para ahli adalah pilihlah roti gandum utuh dan
kurangi kebiasaan makan roti putih.
2.
Sereal
Sereal
merupakan menu sarapan yang banyak dipilih di perkotaan karena penyajiannya
lebih cepat dan praktis. Sayangnya, kebanyakan produk sereal di pasaran
memiliki kandungan gula yang sangat tinggi, tetapi bernilai gizi rendah. Hal
ini merupakan pemicu terjadinya penumpukan lemak dalam tubuh. Biasanya, setelah
makan sereal, perut tidak merasa kenyang karena sereal tidak memiliki kandungan
serat yang berarti.
Jika kita tetap memilih sereal sebagai
menu sarapan, maka pilihlah sereal yang terbuat dari gandum utuh. Selain itu,
kita dapat menyantap oatmeal dan menambahkan buah sebagai bagian dari sarapan.
3.
Makanan
versi diet
Saat
ini, banyak produk diberi label rendah lemak,rendah gula, atau khusus diet. Namun, yang perlu diingat adalah
makanan ini mengandung zat kimia tambahan, seperti pewarna, penambah rasa, atau
pemanis buatan yang memiliki resiko kesehatan. Hal ini yang perlu diingat
adalah makanan ini dapat membuat gula dara menjadi naik sehingga anda cepat
merasa lapar. Sebaiknya kita memilih buah-buahan alami atau sayuran ketimbang
mengkonsumsi jenis makan ini.
4.
Ayam
Goreng
Ini
adala menu favorit banyak orang. Akan tetapi, tak banyak yang sadar jika ayam
goreng mengandung lemak yang sangat tinggi karena ayam goreng diproses
menggunakan minyak dengan temperatur tinggi. Pilihlah ayam yang dipanggang
dengan bagian daging tanpa lemak.
5.
Kopi
dengan “creamer” dan pemanis
Kandungan
kalori dari secangkir kopi instan plus gula dan creamer bisa mencapai hampir
separuh dari kebutuhan harian. Kopi atau jenis minuman ringan memang salah satu
sumber kalori tersembunyi sehingga banyak dari kita tak menyadari kalau
kebiasaan menenggak kopi dengan gula dan
creamer membuat tubuh menyerap kalori berlebihan.
6.
Permen
dan gula-gula
Permen
dan gula-gula merupakan pilihan buruk bagi mereka yang sedang melakukan program
penurunan berat badan. Sebagian besar permen hanya mengandung pemanis dan zat kimia
tambahan pangan, seperti pewarna atau pengawet. Selain dapat membuat
ketagihan,permen tidak mengandung gizi berarti dan juga membuat tubuh terus
menimbun cadangan lemak.
7.
Kentang
goreng
Kentang
sebenarnya merupakan jenis bahan mekanan dengan kalori rendah. Namun, jika
sudah diproses dengan suhu tunggi, nilai kalorinya menjadi tinggi. Makanan ini
juga sering disantap dengan menu berkalori tinggi lainnya di restoran cepat
saji, seperti ayam goreng atau burger yang jelas akan membuat anda ketagihan.
Kalaupun harus makan di restoran cepat saji, cobalah untuk tidak memsan kentang
goreng.
8.
Pastri
(donat, dan makanan ringan)
Makanan
ini dapat membuat perut kenyang lebih lama karena rendah serat. Makanan ini
banyak mengandung gula atau menggunakan pemanis sehingga dapat membuat gula
darah dalam tubuh melonjak dengan cepat dan mempercepat timbunan lemak.
9.
Keripik
kentang
Jangan
anggap remeh keripik kentang. Walaupun terdengar ringan, makanan ini mengandung
kalori yang sangat tinggi dengan nol niali gizi. Proses pengolahannya yang
menggunakan pemanasan dengan temperatur tinggi membuat makanan ini sangat buuk.
Keripik kentang juga mengandung bahan pengawet dan garam yang tinggi sehingga
menambah resiko bagi kesehatan.
10. Minuman soda
Soda
mengandung kadar gula yang tinggi. Gula secara instan memberi energi dan
membuat tubuh melepaskan kejenuhan sehingga banyak yang kecanduan soda
cenderung berpostur gemuk.
Menurut seorang peneliti di Texas, soda
meningkatkan risiko obesitas rata-rata 32,8%, sedangkan soda bebas gula justru
meninggatkan risiko hingga 54,5%. Sebagian besar minuman soda mengandung 250
kalori /600 ml. Tak ada kandungan nutrisi atau mineral di dalamnya, hanya gula
dan kafein.

(Tabel
1.2)
2.7
Gejalah Obesitas
Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di
dalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan
dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan.
Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya
pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari
penderita sering meras ngantuk. Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah
ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis
(terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang sering
ditemukan kelainan kulit.
Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan
tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga
panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mngeluarkan keringat yang
lebih banyak. Sering ditemukan edema
(pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di derah tungkai dan
pergelangan kaki.
Kegemukan dapat diketahui dengan mengukur jumlah lemak
seluruh tubuh menggunakan alat impedans ata mengukur ketebalan lemak di
tempat-tempat tertentu menggunakan alat kaliper. Selain itu lemak di sekitar
perut dapat diukur dengan menggunakan materan. Secara sederhana kegemukan dapat
dihitung dengan menghitung Indeks Massa Tubuh, yaitu membagi berat badan (kg)
dengan tinggi badan dikuadratkan (m2).

(Tabel 1.3)
Menurut
WHO, BMI orang normal adalah 18,5 -24,9. BMI kurang dari 18,5 di katakan kurus
. Sedangkan BMI 25 keatas disebut
obesitas, yang dibagi pula dalam obesitas derajat 1 (BMI 25-29,9), obesitas
derajat dua (BMI 30-39,9 dan obesitas derajat tiga atau morbid (BMI 40 atau
lebih).
2.8
Komplikasi Obesitas
Seorang
obesitas menghadapi risiko masalah kesehatan yang berat, antara lain :
1. Hipertensi
Penambangan
jaringan lemak meningkatkan aliran darah. Peningkatan kadar insulin berkaitan
dengan retensi garam dan air yang meningkatkan volum darah. Laju jantung
meningkat dan kapasitas pembuluh darah berkurang. Semuanya dapat meningkatkan tekanan
darah.
2. Diabetes
Obesitas
merupakan penyebeb utama Diabetes Melitus T2. Lemak berlebih menyebabkan
resistensi insulin, dan hiperglikemia berpengaruh negatif terhadap kesehatan.
3. Dislipidemia
Terdapat
peningkatan kadar low-density lipoprotein cholestrol (jahat), penurunan kadar
high-density lipoprotein cholestrol (baik) dan peningkatan kadar trigliserida.
Dispilidemia berisiko terbentuknya aterosklerosis.
4. Penyakit jantung koroner dan stroke
Penyakit-penyakit
ini merupakan penyakit kardiovaskuler akibat aterosklerosis.
5. Osteoartritis (morbid Obesity memperberat badan pada
sendi-sendi).
6. Apnea tidur
Obesitas
menyebabkan saluran nafas yang menyempit yang selanjutnya menyebabkan henti
nafas sesaat sewaktu tidur dan mendengkur berat.
7. Asma
Anak
dengan BBL atau obes cenderung lebih banyak mengalamiserangan asma atau
pembatasan keaktifan fisik.
8. Kanker
Banyak
jenis kanker yang berkaitan dengan obesitas. Misalnya, pada perempuan kanker
payudara, uterus, serviks, ovarium dan kandung empedu. Pada lelaki kanker
kolon, rektrum dan prostat.
9. Penyakit perlemakan hati
Baik
peminum alkohol maupun bukan dapat mengidap penyakit perlemakan hati (non
alcholic fatty liver disease=NAFD) atau (non alcholic = NASH) yang dapat
berkembang menjadi sirosis.
10. Penyakit kandung empedu
Orang
dengan obesitas dapat menghasilkan banyak kolesterol yang berisiko batu kandung
empedu.

(Tabel 1.4)
2.9
Pecegahan Obesitas
A. Peningkatan kesehatan (Health Promotion)
Pada tingkat ini dilakukan tindakan umum untuk menjaga
keseimbangan proses bibit penyakit-pejamu-lingkungan, sehingga dapat
menguntungkan manusia dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki
lingkungan. Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat. Untuk penyakit
obesitas dapat dilakukan melalui pendidikan kesehatan tentang bahaya obesitas
dan pengaturan pola makan yang baik serta melalui olahraga secara teratur.
B. Perlindungan khusus (spesific protection)
Merupakan tindakan yang masih dimaksudkan untuk mencegah
penyakit,menghentikan proses interaksi bibit penyakit-pejamu-lingkungan dalam
tahap penyakit tertentu. Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat
tetapi memiliki resiko terkena penyakit tertentu. Untuk penyakit obesitas dapat
dilakukan melalui aktivitas fisik yang cukup sehingga terjadi pemabakaran lemak
dalam tubuh.
C. Penegakan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat
dan tepat (early diagnosis and prompt treatment)
Merupakan tindakan menemukan penyakit sedini mungkin dan
melakukan penatalaksana segera dengan terapi yang tepat. Bagi orang yang
obesitas maka dapat dilakukan melalui pengaturan pola makan.
D. Pembatasan Kecatatan (dissability Limitation)
Merupakan tindakan penatalaksana terapi yang adekuat pada
pasien dengan penyakit yang telah lanjut untuk mencegah penyakit menjadi lebih
berat, menyembuhkan pasien, serta mengurangi kemungkinan terjadinya kecacatan
yang akan timbul. Bagi penderita obesitas pembatasan kecatatan dapat dilakukan
dengan diet atau penggunaan obat-obatan untuk menurunkan berat badan.
E. Pemulihan Kesehatan (Rehabilitation)
Merupakan tindakan yang dimaksudkan untuk mengembalikan
pasien ke masyarakat agar mereka dapat hidup dengan bekerja secara wajar, atau
agar tidak menjadi beban orang lain. Bagi penderita obesitas tahap rehabilitasi
dapat dilakukan melalui memberikan peran sosialnya seperti semula sehingga dia
merasa diterima oleh masyarakat.
BAB III
PENUTUP
1.1
KESIMPULAN
Kegemukan
merupakan keadaan yang menunjukkan ketidak seimbangan antara tinggi dan berat
badan akibat kelebihan jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi kelebihan
berat badan yang melampaui ukuran ideal. Namun, pada dasrnya kegemukan terjadi
akibat energy yang masuk ke dalam tubuh selalu berlebih sehingga tertimbun
dalam bentuk lemak atau sel adipose di bagian bawah.
Kegemukan
akibat pola makan yang salah dan nafsu makan yang besar banyak terjadi di
kota-kota besar. Kecenderungan untuk gemuk menjadi lebih besar karena tersedia
berbagai makanan cepat saji yang banyak mengandung lemak dan gaya hidup yang
serba praktis sehingga membuat seseorang malas bergerak.
Tidak
sedikit kebiasaan masyarakat di kota yang kurang bagus dalam memilih makanan.
Ketika pulang bekerja, mereka terbiasa menyantap makanan siap saji yang
sebagian besar merupakan makanan berlemak dan berkalori tinggi. Makanan seperti
ini cepat sekali diserap tubuh dan menghasilkan kalori yang berlebih. Kelebihan
kalori itu akan ditimbun dalam bentuk lemak di dalam tubuh.
1.2
SARAN
Sebaiknya
kita sebagai orang-orang yang peduli terhadap kesehatan sebaiknya lebih
memperhatikan lagi keadaan di sekitar kita. Sebenarnya, “makanan rumahan”
makanan yang dimasak sendiri dirumah lebih sehat dan bisa bervariasi. Dikatakan
lebih sehat karena bahan yang dipakai pasti yang merupakan bahan yang sudah
kita pilih, baik jenis (misalnya sayuran, ikan, dan daging tanpa (lemak) maupun
kualitasnya (berkualitas baik). Dengan membiasakan makan sehat dirumah, resiko
kegemukan bisa dikendalikan.
Selain
akibat pola makan yang salah, kegemukan juga bias di akibatkan oleh kurangnya
aktivitas fisik dan factor bawaan orangtua. Factor bawaan orang tua adalah
salah satu factor kegemukan yang dapat diwariskan kepada anak dari orangtua
yang memang memiliki “bakat” mudah gemuk. Dengan bakat gemuk ini, metabolisme
seseorang lebih banyak menyimpan kalori daripada menggunakannya sehingga tubuh
jadi lebih mudah gemuk.
DAFTAR
PUSTAKA
Doenges,Marilyn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
http://ulvaardilah.blogspot.in/2015/01/epidemiologi-penyakit-tidak-menular.html (online, diakses pada tanggal 26 April 2015)
(Online,diakses pada tanggal 26 April 2015)