Rabu, 23 November 2016

Tugas Wawasan IPTEK kelompok 5 (Mner Harvani)



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat ramat serta kehendak-Nyalah kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah

ini. Dalam penyusunan makalah ini begitu banyak tantangan dan hambatan yang telah

kami hadapi, namun berkat bantuan dari berbagai pihak kami dapat menyelesaikan

penyusunan makalah ini. Untuk itu pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua yang terlibat dalam pembuatan

makalah ini, yang turut mendukung, menginspirasi, serta membantu menyelesaikan

makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini belum mencapai kesempurnaan. Oleh karena

itu, kritik dan saran yang bersifat membina dan membangun sangat dibutuhkan demi

kesempurnaan makalah ini. Akhir kata tak ada yang dapat kami sampaikan karena

kebaikan, dan tak ada harapan yang dapat kami berikan atas dorongan semua pihak

kecuali mengharapkan balasan yang setimpal atas kebaikan dan dorongan dari Tuhan.



Manado, 9 November 2016

Penyusun

Kelompok 5

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2Rumusan Masalah 2

1.3Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

2.1Defenisi Sel Punca 3

2.2 Fungsi dari Sel Punca 3

2.3 Jenis-jenis dari Sel Punca 5

2.4 Penggunaan terapi Sel Punca 6

2.5 Terapi Sel Punca dan Keberadaannya di Indonesia 8

BAB III PENUTUP 10

3.1 Kesimpulan 10

3.2 Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan yang maju pesat maka

dikembangkanlah Sel Punca, sedangkan yang dimaksud Sel Punca adalah sel tubuh

manusia dengan kemampuan istimewa memperbaharui atau meregenerasi dirinya

sendiri (self regenerate/self renewal) dan mampu berdiferensiasi menjadi sel lain

(differentiate). Kegunaan Sel Punca bagi umat manusia untuk masa yang akan

datang sangat menjanjikan karena dapat menyembuhan penyakit serta memulihkan

kesehatan melalui upaya transpalasi.

Transpalasi yang dimaksud adalah transpalasi jaringan biologi atau

jaringan tubuh manusia. Jaringan biologi - berasal dari jaringan manusia yang

didermakan oleh donor hidup maupun jenazah yang bebas dari berbagai penyakit

dan virus seperti HIV, Hepatitis B atau C, Tuberkolosis, Syphilis dan penyakit

menular lain agar tidak menularkan kepada pasien yang menerimanya (respien),

contoh jaringan biologi ialah jaringan tulang, kulit, tendon, katup jantung, kornea

mata, jantung, lever, otak, jaringan amnion dll.

Penggunaan sel punca untuk terapi telah dilakukan di banyak negara

termasuk di antaranya China. Bahkan, di wilayah berpenduduk satu milyar lebih

itu, terapi sel punca sudah menjadi salah satu layanan medis yang ditawarkan di

rumah sakit.

Fenomena ini agak berbeda dengan negara lain yang belum menempatkan

terapi sel punca sebagai layanan medis. Di beberapa negara termasuk di Indonesia,

pengobatan menggunakan terapi sel punca masih terbatas dalam skala penelitian.

Peraturan mengenai terapi sel punca pun cukup ketat, mengingat faktor keamanan

serta problem etika.

2

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa defenisi sel punca ?

2. Apa fungsi sel punca ?

3. Apa jenis-jenis dari sel punca ?

4. Bagaimana Penggunaan Terapi Sel Punca?

5. Bsgaimana terapi sel punca dan keberadaannya di Indonesia ?

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui defenisi sel punca.

2. Mengetahui fungsi dari sel punca.

3. Mengetahui jenis-jensi dari sel punca.

4. Mengetahui penggunaan terapi sel punca.

5. Mengetahui terapi sel punca dan keberadaannya di Indonesia.

6.

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Sel Punca

Menurut PERMEN RI No. 833/MENKES/PER/IX/2009 Sel punca adalah sel

tubuh manusia dengan kemampuan istimewa memperbarui dan meregenerasi

dirinya sendiri (self regenerate/self renewal) dan mampu berdeferensiasi menjadi

sel lain. Steam cell mempunyai 2 sifat :

1. Kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel lain (differenttate). Dalam hal

ini stem cell mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel matang, misalnya

sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka, sel pancreas , dan lain-lain

2. Kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri (self-

regenerate/self-renew). Dalam hal ini steam cell dapat membuat salinan sel

yang persis sama dengan dirinya melalui pembelahan sel

2.2 Fungsi Sel Punca

Ada dua kegunaan stemcell yaitu berdasarkan fungsinya dan riset.

Fungsi setelah diaktifkannya stemcell dalam tubuh adalah sebagai berikut:

1. Menambah jumlah peredaran darah dan mempercepat mikro sirkulasi darah

sehingga bagi pasien yang stroke, tekanan darah tinggi, leukimia, dan cuci

darah akan sembuh.

2. Menambah oksigen dalam darah dan sel sehingga dapat mematikan virus dan

bakteri.

3. Mempercepat transportasi nutrisi ke seluruh tubuh.

4. Mempercepat pembersihan dalam tubuh manusia sehingga pasien setelah

diterapi stemcell akan lancar buang air besar dan air kecil.

5. Mempercepat metabolisme tubuh.

6. Menambah kinerja sel badan.

7.

4

8. Mempercepat penyembuhan luka dan patah tulang, Meningkatkan kemampuan

anti kanker.

Sedangkan peran stemcell dalam riset adalah sebagai berikut:

1. Terapi gen, sebagai alat pembawa transgen ke dalam tubuh pasien dan

selanjutnya dapat dilacak jejaknya apakah stemcell ini berhasil

mengekspresikan gen tertentu dalam tubuh pasien.

2. Mengetahui proses biologis yaitu perkembangan organisme dan

perkembangan kanker. Melalui stemcell dapat dipelajari perkembangan sel

baik sel normal maupun sel kanker.

3. Penemuan dan pengembangan obat baru yaitu untuk mengetahui efek obat

terhadap berbagai jaringan.

4. Terapi sel berupa replacement therapy, Oleh karena stemcell dapat hidup

di luar organ tubuh manusia misalnya di cawan petri maka dapat dilakukan

manipulasi terhadap stemcell itu tanpa mengganggu organ tubuh manusia.

Ada 3 golongan penyakit yang dapat diatasi oleh stem cell:

a. Penyakit autoimun. Misalnya pada lupus, artritis reumatoid dan diabetes tipe

1. Setelah diinduksi oleh growth factor agar hematopoietic stem cell banyak

dilepaskan dari sumsum tulang ke darah tepi, hematopoietic stem cell

dikeluarkan dari dalam tubuh untuk dimurnikan dari sel imun matur. Lalu

tubuh diberi agen sitotoksik atau terapi radiasi untuk membunuh sel-sel

imun matur yang tidak mengenal self antigen (dianggap sebagai foreign

antigen). Setelah itu hematopoietic stem cell dimasukkan kembali ke tubuh,

bersirkulasi dan bermigrasi ke sumsum tulang untuk berdiferensiasi menjadi

sel imun matur sehingga sistem imun tubuh kembali seperti semula.

b. Penyakit degeneratif. Pada penyakit degeneratif seperti stroke, penyakit

Parkinson, penyakit Alzheimer, terdapat beberapa kerusakan atau kematian sel-

sel tertentu sehingga bermanifestasi klinis sebagai suatu penyakit. Pada

keadaan ini stem cell setelah dimanipulasi dapat ditransplantasi ke dalam tubuh

pasien agar stem cell tersebut dapat

5

b. berdiferensiasi menjadi sel-sel organ tertentu yang menggantikan sel-sel

yang telah rusak atau mati akibat penyakit degeneratif.

c. c. Penyakit keganasan. Prinsip terapi stem cell pada keganasan sama

dengan penyakit autoimun. Hematopoietic stem cell yang diperoleh baik

dari sumsum tulang atau darah tali pusat telah lama dipakai dalam terapi

leukemia dan penyakit darah lainnya.

2.3 Jenis-jenis Sel Punca

Berdasarkan Potensi atau Kemampuan Berdiferensiasi

1. Sel induk ber-totipotensi (toti=total) adalah sel induk yang memiliki potensi

untuk berdiferensiasi menjadi semua jenis sel, yaitu sel ekstraembrionik, sel

somatik, dan sel seksual. Jenis sel ini dapat bertumbuh menjadi organisme

baru bila diberikan dukungan maternal yang memadai. Sel induk

bertotipotensi diperoleh dari sel induk embrio, hasil pembuahan sel telur oleh

sel sperma.

2. Sel induk ber-pluripotensi (pluri=jamak) adalah sel-sel yang dapat

berdiferensiasi menjadi semua jenis sel dalam tubuh, namun tidak dapat

membentuk suatu organisme baru.

3. Sel induk ber-multipotensi adalah sel-sel yang dapat berdiferensiasi menjadi

beberapa jenis sel dewasa.

4. Sel induk ber-unipotensi (uni=tunggal) adalah sel induk yang hanya dapat

menghasilkan satu jenis sel tertentu, tetapi memiliki kemampuan

memperbarui diri yang tidak dimiliki oleh sel yang bukan sel induk.

Berdasarkan Potensi atau Kemampuan Berdiferensiasi

1. Zygote. Yaitu pada tahap sesaat setelah sperma bertemu dengan sel telur

Embryonic stem cell. Diambil dari inner cell mass dari suatu blastocyst

(embrio yang terdiri dari 50 – 150 sel, kira-kira hari ke-5 pasca pembuahan).

Embryonic stem cell biasanya didapatkan dari sisa embrio yang tidak dipakai

pada IVF (in vitro fertilization). Tapi saat ini telah dikembangkan teknik

pengambilan embryonic stem cell yang tidak membahayakan embrio tersebut,

6

2. sehingga dapat terus hidup dan bertumbuh. Untuk masa depan hal ini

mungkin dapat mengurangi kontroversi etis terhadap embryonic stem cell.

3. Fetus. Fetus dapat diperoleh dari klinik aborsi.

4. Stem cell darah tali pusat. Diambil dari darah plasenta dan tali pusat segera

setelah bayi lahir. Stem cell dari darah tali pusat merupakan jenis

hematopoietic stem cell, dan ada yang menggolongkan jenis stem cell ini ke

dalam adult stem cell.

5. Adult stem cell. Diambil dari jaringan dewasa, antara lain dari:

• Sumsum tulang.

Ada 2 jenis stem cell dari sumsum tulang:

- hematopoietic stem cell. Selain dari darah tali pusat dan dari sumsum

tulang, hematopoietic stem cell dapat diperoleh juga dari darah tepi.

- stromal stem cell atau disebut juga mesenchymal stem cell.

• Jaringan lain pada dewasa seperti pada:

- susunan saraf pusat

- adiposit (jaringan lemak)

- otot rangka

- pankreas

Adult stem cell mempunyai sifat plastis, artinya selain berdiferensiasi

menjadi sel yang sesuai dengan jaringan asalnya, adult stem cell juga dapat

berdiferensiasi menjadi sel jaringan lain. Misalnya: neural stem cell dapat

berubah menjadi sel darah, atau stromal stem cell dari sumsum tulang dapat

berubah menjadi sel otot jantung, dan sebagainya.

2.4 Penggunaan Sel Punca

1. Stem sel untuk penderita diabetes

Terjadi kekurangan insulin atau kurangnya kepekaan terhadap insulin. Dalam

hal ini transplantasi sel pulau Langerhans diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan insulin. Pada awalnya, kira-kira 10 tahun yang lalu, hanya 8%

transplantasi sel pulau Langerhans yang berhasil. Hal ini terjadi karena reaksi

penolakannya besar sehingga diperlukan sejumlah besar steroid; padahal

makin besar steroid yang dibutuhkan, makin besar pula kebutuhan metabolik

pada sel penghasil insulin.

7

Pada penelitian tersebut, 100% pasien yang diterapi transplantasi sel pulau

Langerhans pankreas tidak memerlukan injeksi insulin lagi dan gula darahnya

tetap normal setahun setelah transplantasi. Penelitian-penelitian yang sudah

dilakukan untuk diabetes ini mengambil sumber stem cell dari kadaver, fetus,

dan dari embryonic stem cell. Selanjutnya, masih dibutuhkan penelitian untuk

menemukan cara membuat kondisi yang optimal dalam produksi insulin,

sehingga dapat menggantikan injeksi insulin secara permanen.

2. Stem Cell untuk Skin Replacement

Dengan bertambahnya pengetahuan mengenai stem cell, maka peneliti telah

dapat membuat epidermis dari keratinosit yang diperoleh dari folikel rambut

yang dicabut. Hal ini memungkinkan transplantasi epidermis autolog, sehingga

menghindari masalah penolakan. Pemakaian skin replacement ini bermanfaat

dalam terapi ulkus vena ataupun luka bakar.

3. Stem Cell untuk Penyakit Parkinson

Pada penyakit Parkinson, didapatkan kematian neuron-neuron nigra-striatal,

yang merupakan neuron dopaminergik. Dopamin merupakan neurotransmiter

yang berperan dalam gerakan tubuh yang halus. Dengan berkurangnya

dopamin, maka pada penyakit Parkinson terjadi gejala-gejala gangguan

gerakan halus. Dalam hal ini transplantasi neuron dopamin diharapkan dapat

memperbaiki gejala penyakit Parkinson.Tahun 2001, dilakukan penelitia  n

dengan menggunakan jaringan mesensefalik embrio manusia yang

mengandung neuron-neuron dopamin. Jaringan tersebut ditransplantasikan ke

dalam otak penderita Parkinson berat dan dipantau dengan alat PET (Positron

Emission Tomography). Hasilnya setelah transplantasi terdapat perbaikan

dalam uji-uji standar untuk menilai penyakit Parkinson, peningkatan fungsi

neuron dopamin yang tampak pada pemeriksaan PET; perbaikan bermakna ini

tampak pada penderita yang lebih muda. Namun setelah 1 tahun, 15% dari

pasien yang ditransplantasi ini kambuh setelah dosis levodopa dikurangi atau

dihentikan.

8

4. Stem Cell untuk Stroke

Dahulu dianggap bahwa sekali terjadi kematian sel pada stroke, maka akan

menimbulkan kecacatan tetap karena sel otak tidak mempunyai kemampuan

regenerasi. Tapi anggapan berubah setelah para pakar mengetahui adanya

plastisitas pada sel-sel otak dan pengetahuan mengenai stem cell yang

berkembang pesat belakangan ini.

5. Stem Cell untuk Penyakit Jantung

Penelitian terkini memberikan bukti awal bahwa adult stem cells dan embryonic

stem cell dapat menggantikan sel otot jantung yang rusak dan memberikan

pembuluh darah baru. Strauer dkk. mencangkok mononuclear bone marrow cell

autolog ke dalam arteri yang menimbulkan infark pada saat PTCA 6 hari setelah

infark miokard akut. Sepuluh pasien yang diberi stem cell area infarknya

menjadi lebih kecil dan indeks volume stroke, left ventricular end-systolic

volume, kontraktilitas area infark, dan perfusi miokard menunjukkan perbaikan

dibandingkan dengan kelompok kontrol. Perin dkk. memberikan transplantasi

bone marrowmononuclear cells autolog yang diinjeksikan pada miokard yang

lemah dengan panduan electromechanical mapping pada 14 pasien gagal

jantung iskemik kronik berat.Single-photon emission computed tomography

myocardial perfusionscintigraphy menunjukkan penurunan defek yang

signifikan dan perbaikan fungsi sistolik ventrikel kiri global pada pasien yang

diterapi.

9

2.5 Terapi Stem Cell dan Keberadaannya di Indonesia

Adalah Laboratorium ReGenic (Regenerative and Celluar Therapy), ini

merupakan laboratorium pertama di Indonsia yang mempunyai legalitas dalam

pengolah sel punca atau dengan nama lain stem cell untuk terapi. Menurut Yuyus

Kusnadi, PhD, Head of laboratory Kalbe Group, praktik stem cell yang diijinkan

di Indonesia adalah dengan mengambil material stem cell dari tubuh si pasien itu

sendiri atau yang biasa disebut dengan istilah antologus. Untuk melakukan terapi

stem cell, stem cell bisa diambil dari beberapa bagian tubuh kita sendiri, seperti

sumsum tulang belakang,lemak, tali pusar, hingga darah..

Indonesia sendiri masih terbatas pada skala penelitian. Saat ini, hanya 11

rumah sakit di Indonesia yang menjadi pusat pengembangan pelayanan medis

penelitian dan pendidikan bank-jaringan dan sel punca atau stem sel. Sebelas

rumah sakit tersebut diantaranya adalah Rumah sakit Dr Dipto Mangunkusumo

dan rumah sakit Dr Soetomo sebagai pembina. Kemudia RS Dr. M Djamil, RS

Jantung Harapan Kita, RS Fatmawati, RS Kanker Dharmais, RS Persahabatan, RS

Dr. Hasan Sadikin, RS Dr, Sardjito, RS Dr. Karyadi dan RS Sanglah.

10

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

sel punca dapat diinduksi untuk menjadi sel dengan fungsi tertentu seperti sel

jaringan maupun sel organ yang mempunyai tugas tersendiri. Pada sumsum

tulang dan darah tali pusar, sel punca secara teratur membelah dan

memperbaiki jaringan yang rusak, meski demikian pada organ lain seperti

pankreas atau hati, pembelahan hanya terjadi dalam kondisi tertentu.

Sel punca berpontensi untuk mengubah keadaan penyakit pada

manusia dengan cara memperbaiki jaringan atau organ tertentu. Sel punca ini

bisa dipanen dari sel embrionik yang diambil dari embrio bayi atau dari sel

dewasa, seperti sumsum tulang, darah tepi, dan tali pusat bayi baru lahir.

Pada proses terapi, sel punca hanya disuntikkan ke jaringan yang

rusak, seperti pada penanganan pasien jantung stadium akhir. Terapi

menggunakan sel punca menjadi alternatif lain dalam pengobatan suatu

penyakit yang mungkin tidak ada obatnya. Terapi ini masih dikembangkan

lagi untuk mendapatkan hasil pengobatan yang tidak memiliki efek yang

riskan.

3.2 SARAN

Terapi menggunakan Sel Punca menjadi salah satu pilihan alternatif untuk

pengobatan penyakit yang tidak ada penyembuhan dengan obat., walaupun

terapi ini masih dikembangkan lagi dan harga yang dipatok relatif lebih mahal

dibandingkan pengobatan lainnya.

11

DAFTAR PUSAKA

Isprawiro. 2016. Terapi Stem Cell dan Keberadaannya di Indonesia. Diakses dari

(medikanews.com) pada tanggal 09 November 2016

Amin, Hilman Z. 2013. Terapi Stem cell untuk Infrak Miokard Akut. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. Vol 1 No 2

Saputra, Virgi. 2006. Dasar-dasar Stem Cell dan Potensi Aplikasinya dalam Ilmu

Kedokteran. Jakarta: PT Kalbe Farma Tbk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar