Selasa, 22 November 2016

Bahaya Tuberkulosis bagi Kesehatan



1. Tuberkulosis
Tuberkulosis (TB) yang juga dikenal dengan singkatan TBC merupakan penyakit menular yang menyebabkan masalah kesehatan terbesar kedua di dunia setelah HIV. Indonesia sendiri termasuk lima besar negara dengan jumlah pengidap TB terbanyak di Asia Tenggara dengan jumlah pengidap yang mencapai 305.000 jiwa pada tahun 2012.
Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru dengan gejala utama berupa batuk berdahak yang berlangsung selama lebih dari 21 hari. Batuk juga terkadang dapat mengeluarkan darah. Selain batuk, pengidap TB biasanya juga akan kehilangan nafsu makan sehingga mengalami penurunan berat badan yang disertai demam dan kelelahan.
Ketika bakteri TB masuk ke dalam tubuh, bakteri tersebut bisa bersifat tidak aktif untuk beberapa waktu sebelum kemudian menyebabkan gejala-gejala TB. Pada kasus ini, kondisi tersebut dikenal sebagai tuberkulosis laten. Sedangkan TB yang langsung memicu gejala dikenal dengan istilah tuberkulosis aktif.
Penyebab tuberkulosis adalah bakteri yang menyebar di udara melalui semburan air liur dari batuk atau bersin pengidap TB. Nama bakteri TB adalah mycobacterium tuberculosis.
Berikut ini adalah beberapa kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi tertular TB:
  • Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun, misalnya pengidap HIV/AIDS, diabetes atau orang yang sedang menjalani kemoterapi.
  • Orang yang mengalami malanutrisi atau kekurangan gizi.
  • Pecandu narkoba.
  • Para perokok.
  • Para petugas medis yang sering berhubungan dengan pengidap TB.
·         Langkah utama dalam pencegahan TB adalah dengan menerima vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin). Di Indonesia, vaksin ini termasuk dalam daftar imunisasi wajib dan diberikan sebelum bayi berusia tiga bulan.
·         Vaksin BCG juga dianjurkan bagi anak-anak, remaja maupun orang dewasa yang belum pernah menerimanya pada waktu bayi. Tetapi harap diingat bahwa keefektifan vaksin ini akan berkurang pada orang dewasa.
Masalah kesehatan khususnya Tuberculosis Paru yang banyak menyerang orang dewasa dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti obat, penyakit, dan penderitanya sendiri. WHO Global Report tahun 2010 mencatat bahwa Indonesia merupakan negara penyumbang kasus TB paru terbesar kelima di dunia setelah India, Cina, Afrika Selatan, Nigeria. Penelitian ini di lakuka kepada pada orang dewasa yang sudah berumur 41-45 tahun. Hasil penelitian ini juga di ambil penderita Tb paru yang sudah sembuh untuk dapat memberikan pengalaman selama menderita penyakit TB Paru. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experimental dengan rancangan penelitian one group pretest dan posttest design. Pengukuran pengetahuan dan sikap dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu sebelum perlakuan dengan pendidikan kesehatan menggunakan metode ceramah (pre-test), sesaat setelah perlakuan (post-test 1), dan satu minggu setelah perlakuan (post-test 2). Penelitian yang di lakukkan menyimpulkan bahwa  masih banyak pengetahuan sikap dan perilaku yang belum di ketahui oleh setiap orang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar